Senin, 10 April 2017

Masjid Agung Demak


Image result for masjid agung demak

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan DemakKabupaten DemakJawa Tengah.

Dari sejarahnya Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan candra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.

sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak


  • Pengalaman Pribadi 
Terakhir kalinya saya datang ke Masjid Agung Demak ini sekitar pertengahan 2016 lalu, masjid ini masih mempertahankan arsitektur nya yang sangat unik. Bangunan-bangunan induk,serambi dan atapnya yang berbentuk limas. 
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak termasuk di antaranya adalah Sultan Fattah yang merupakan raja pertama kasultanan demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.

Masjid ini selalu menjadi tempat favorit untuk berwisata keluarga.Apalagi sekarang disekitar masjid ini sudah banyak pedagang-pedagang yang berjualan mulai dari kuliner, mainan-mainan sampai baju-baju dan tas. 



Biasanya kawasan Masjid Agung Demak ini ramai ketika liburan hari raya Idul Fitri karena selain bisa ziarah ke makam para sultan mereka juga dapat menghibur diri dan anak-anak mereka disana.

Selasa, 04 April 2017

WISATA KOTA TUA

PENGERTIAN KOTA TUA   
         Kota tua adalah sebuah kawasan kota rintisan yang dulunya dibangun oleh Belanda sebagai pusat perdagangan di Asia. Berada di tengah kepulauan Indonesia menjadikan Batavia (Sebutan Jakarta dimasa itu) sebagai pusat perdagangan dari dan keluar negeri menggunakan pelayaran.

MUSEUM YANG BERADA DIKOTA TUA
  1.  Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia merupakan museum dimana dulunya tempat ini merupakan bangunan Bank Indonesia berdiri. Dulunya bank ini didirikan untuk mendukung jalannya bisnis perdagangan yang difokuskan di kawasan Batavia (kini Kota Tua).
Museum Bank Indonesia 
  Museum Bank Indonesia diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009.
Di dalam gedung Museum Bank Indonesia sendiri kita bisa melihat bagaimana sejarah bangsa Indonesia dimulai ketika penjajahan, saat orang Eropa datang untuk mendapatkan rempah-rempah. Di dalam museum juga terdapat koleksi baju-baju tentara Jepang dengan samurai khasnya, tentara Indonesia lengkap dengan bambu runcing serta tentara belanda.
Selain koleksi baju tentara, terdapat juga koleksi-koleksi uang zaman dahulu yang disimpan kedalam ruangan khusus koleksi uang.
Baju-Tentara-Belanda 
 Terdapat pula miniatur kapal yang pernah digunakan para pelaut kita di zaman dahulu, lengkap juga dengan teropong serta kompas yang sudah sangat tua.

 2. Museum Fatahilah

Tidak jauh dari Museum Bank Indonesia terdapat museum Fatahilah. Jaraknya hanya beberapa ratus meter saja, Anda tinggal menyebrangi jalan dan ambil arah kiri, lurus saja dan ketika menemukan lapangan besar (lapangan fatahilah) maka tepat didepan lapangan tersebut terdapat Museum Fatahilah.
 
Museum ini juga biasa dikenal sebagai museum Jakarta. Karena didalam museum ini terdapat banyak sekali peninggalan zaman dahulu yang berkaitan dengan sejarah jakarta, termasuk didalamnya ada beberapa prasasti dan penjara bawah tanah.










Museum Fatahillah Jakarta
- Main Sepeda Ontel dan Berphoto di Lapangan Fatahilah
 Sepeda Ontel Kota Tua     
-Berkunjung ke Cafe di Sekitar Lapangan Fatahilah
 Disekitar kawasan lapangan fatahilah terdapat beberapa cafe yang mungkin ingin Anda kunjungi. Keunikan cafe disini menawarkan suasana sejarah di dekorasi cafe. Cafe seperti Cafe Historia, Cafe Djakarte, Cafe Bang Kopi dan Cafe Batavia.
 Cafe Bang Kopi
Cafe Batavia
Cafe Batavia
Cafe Djakarte
Cafe Djakarte
Cafe Historia
Cafe Historia

3. Museum Wayang


Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.
Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya.

Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.

 4. Museum Seni Rupa dan Keramik 

Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia.

 Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.
Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.

Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.
Museum ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga saat sekarang.

Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:
  • Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 - 1890)
  • Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
  • Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
  • Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 - 1945)
  • Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 - 1950)
  • Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
  • Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 - sekarang)
Untuk Koleksi seni rupa menampilkan patung-patung sepeti Totem Asmat dan lain-lain.
Sedangkan koleksi keramik menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Selain itu ada juga koleksi keramik dari mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20.

5. Museum Bank Mandiri

 Museum Bank Mandiri terletak di Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat dan merupakan salah satu bagian dari cagar budaya Kota Tua di Jakarta

Berdiri tanggal 2 Oktober 1998. Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.
Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.
Gedung Museum Bank Mandiri (ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang oleh 3 orang arsitek belanda yaitu J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik

Koleksi museum terdiri dari berbagai macam koleksi yang terkait dengan aktivitas perbankan "tempo doeloe" dan perkembangannya, koleksi yang dimiliki mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brandkast, dan lain-lain.
Koleksi perlengkapan operasional bank "tempo doeloe" yang unik, antara lain adalah peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box maupun aneka surat berharga seperti bilyet deposito, sertikat deposito, cek, obligasi, dan saham. Di samping itu, ornamen bangunan, interior dan furniture museum ini masih asli seperti ketika didirikan.








Selasa, 07 Maret 2017

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN HOTEL DI INDONESIA

 •Masa Penjajahan Belanda
              Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.  Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata yang memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia.
Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya :
1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden,
2. Hotel Royal dan Hotel Rijswijk.
3. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
4. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
5. Malang, Palace Hotel.
6. Solo, Slier Hotel.
7. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
8. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension 9. Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ).
10. Bogor, Hotel Salak.
11. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
12. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.


•Masa Penjajahan Jepang
         Keadaan akomodasi pada saat itu sangat menyedihkan. Banyak hotel yang diambil alih oleh Pemerintah jepang untuk dijadikan rumah sakit atau asrama, sedangkan yang bagus dijadikan tempat tinggal perwira tentaranya dan kemudian dinamakan Heitany Ryokan. Keadaan semakin buruk seiring kekalahan Jepang pada Perang Dunia 2 di mana industri pariwisata maupun perhotelan menjadi mati.



  •Setelah Indonesia Merdeka
Pada tahun 1946, sejumlah pimpinan hotel di Indonesia berkumpul untuk menetapkan Organisasi Perhotelan yang pertama kali bernama Badan Pusat Hotel Negara (BPHN) yang berpusat di hotel Merdeka Malang. Kemudian BPHN mendapat kepercayaan untuk mengatur tempat sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berhasil menyusun Kabinet RI, dalam sidang pertamanya mengeluarkan Maklumat No. 1/H/47 tertanggal 1 Juli 1947, yang memutuskan Perhotelan masuk dalam kementrian Perhubungan dan dalam pertemuannya dengan BPHN disepakati membentuk suatu badan atau lembaga HONET (Hotel Negara dan Tourism) yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas-tugas pengusahaan hotel-hotel di bekas wilayah belanda. Dan direktur badan ini adalah R. Tjipto Ruslan. Kemudian dengan adanya Perjanjian KMB tahun 1949, “ semua harta dan benda milik Belanda harus dikembalikan kepada pemiliknya” maka sejak itu HONET resmi dibubarkan. Pada tahun 1952 beberapa tokoh perhotelan bangsa Indonesia mendirikan suatu organisasi yang bernama SERGAHTI (Serikat Gabungan Hotel dan Tourism Indonesia) yang diresmikan oleh Wakil Perdana Mentri Wongsonegoro,S.H. bertempat di hotel Des Indes.
Di Indonesia perkembangan usaha perhotelan modern di awali dengan di bukanya Hotel Indonesia (HI) di Jakarta pada tahun 1962 yang merupakan hotel pertama dan satu-satunya bertaraf internasional di Indonesia. Dalam dasar warsa 1970-an baru muncul hotel-hotel bertaraf internasional lainnya yang dimiliki oleh perusahaan swasta nasional.

Rabu, 01 Maret 2017

SEJARAH SINGKAT MENGENAI TIMBULNYA PENGINAPAN


Hotel  dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.

    Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.

    Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
    Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London
Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.
Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel” pertama di dunia.
Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.
Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
    Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.

    Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.  Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia.

 

Senin, 27 Februari 2017

SEJARAH HOTEL DUNIA


Darimanakah asal kata hotel? Pertama-tama mari kita pikirkan apa arti dari hotel. Hotel adalah tempat dimana kita harus membayar/mengeluarkan uang untuk mendapatkan penginapan dan  layanan. Tetapi alas an kenapa harus mengeluarkan uang untuk menginap berawal dari adanya ‘liburan’. Awal mula hotel juga merupakan awal mula dari liburan. Asal muasal hotel adalah berasal dari bahasa latin “Hospitale’ yang berarti ‘asrama untuk para peziarah’.

Liburan di masa itu dibandingkan bertunjuan untuk kesenangan lebih dengan tujuan keagamaan atau bisa juga dianggap untuk hal-hal yang bertujuan serius. Tempat yang ditujukan untuk menjadi tempat beristirahat bagi orang-orang dengan  Perjalanan yang panjang, daerah yang tidak dikenal dan juga tidak cocok dengan makanannya, hal ini juga menjadi asal muasal dari rumah sakit.

Kata hotel sendiri baru benar-benar ada setelah revolusi industri. Dengan berkembangnya dunia secara budaya dan ekonomi, berbagai kota pun bermunculan dan dari situ pertukaran budaya dan perpindahan manusia secara aktif membuat hotel menjadi akomodasi paling penting di kota.


The Peninsula Hotel Paris.
Tempat penginapan jaman dulu dan rumah tua bangsawan tidak bisa mengakomodasi orang-orang yang bermunculan setelah revolusi kereta api dan liburan di abad ke-19. Di Eropa, dengan melihat kesempatan internasional hotel pun berkembang dan di saat itulah kita menyadari simbol dari kemewahan, memulai adanya konsep hotel.

Di antara hotel-hotel yang terkenal di setiap kota, ada juga hotel lama yang berubah menjadi hotel mewah. Cesar Ritz, pendiri hotel-hotel terkenal seperti Ritz Hotel Paris yang dipuji oleh Edward of Wales ke-7, simbol dari New York, Waldorf Astoria dan lain-lain. Dia memiliki nama panggilan “ Hotelier bagi Raja, Raja nya Hotelier”.

Sebagai tambahan, Cesar Ritz adalah orang pertama yang mencetuskan istilah “Tamu adalah raja”, tetapi hal ini memberikan pengaruh negative terhadap budaya Korea akhir-akhir ini. Namun, Cesar Ritz menganggap ini tidak adil karena memang benar banyak raja yang menjadi tamunya